Secara histori aku adalah orang yang ketika melihat bola kaki mulai gatal ingin menendang. sedari kecil sudah bergabung berlatih untuk mengikuti pertandingan antar Sekolah Dasar di Buntul kemumu saat kelas 5 waktu itu.
karena hobi yang besar pernah berniat ingin masuk sekolah bola tapi alur dan jalurnya terbatas karena kondisi internal yang tidak memadai. hobi itu tidak dibentuk dan tidak juga dipelajari, oleh karenanya apapun yang dilakukan akan selalu mendatangkan semangat besar saat bermain ataupun menyaksikan pertandingan. waktu SMP dan SMA juga tidak terlepas dari hobi ini, bahkan di SMA Kelas 3 aku dan teman yang memang se hobi bola kadang-kadang kalau tidak ada bola batu pun jadi. ya kami sering melepas rasa bosan dengan bermain bola dengan menggunakan batu berukuran kepalan tangan, dan itu yang kami tendang-tendang, itu saking hobinya.
di luar sekolahpun kami memang sangat rajin berlatih di lapangan mude gunter dengan pelatih guru olah raga kami sendiri. lapangan ini terletak di kecamatan permata, wih tenang uken. Dengan selalu berlatih suatu ketika ada sebuah kompetisi yang akan di gelar,
dan karena kami, aku temanku, di undang untuk bermain dari desa kami. kami pun bermain dengan meliipatkan tangan karena masih didudukkan di bangku cadangan, seolah mustahil di panggil pelatih untuk bermain sebagai pengganti saat itu. menariknya adalah ketika itu para pemain cadangan yang jumlahya 10 itu berharap sekali ingin bermain. sementara kami berdua, aku dan temanku yang sering berlatih di luar sekolah itu, dipanggil oleh pelatih dan memasukkan kami ke lapangan untuk menggantikan dua orang pemain yang masih 20 menit bermain. kami pun merasa beruntung saat itu, bagaimana tidak, karena kami adalah pamain yang paling muda diantara bapak-bapak yang satu dengan kami. sungkan, iya, tapi selagi dilapangan lain cerita.
akhirnya kami kalah saat itu dengan skor 5:1, sekali. kiper kami goblok sih, haha, tidak aku hanya berncanda. masalahnya memang hanya tim kami yang kurang berlatih secara umum, dan ke depannya itu yang harus dibenahi.
ya itulah sekilas cerita bola, aku dan teman-teman, hobi dan sangat hobi sekali dengan sepak bola.
seiring berjalannya waktu hobi tetaplah hobi, hingga saat 2011, yakni masa kuliahpun hobi itu tetap ada sampai detik ini dimana aku sudah lulus 2015 itu. dan seperti biasa lama tidak pernah bermain di kompetisi lagi (ah kayak pamain hebat saja kau lay haha) akhirnya menonton pertandingan bola adalah ha yang istimewa juga. namun tetap masih menendang bola di lapangan futsal tidar, jember Jawa timur sampai kini.
lalu ketika menyaksikan permainan sepak bola yang bisa di atur skornya karena sudah ada kesepakatan awal, maka ini sesuatu yang sangat membingungkan tapi nyata adanya.
serah terima uang agar menang, dan mendramatisir yang terjadi. ini sesuatu yang mebuat kita mungkin bingung mengapa ini bisa dilakukan. memang tentang bagaimana bisa apapun bisa di mulai jika niat yang tangguh.
dengan melihat berita itu Rasanya mustahil sekali jika fakta ini benar-benar terjadi, atau aku yang terlalu awam dalam menganalisa arah gerak permainan bola.
jika ini di dramatisir sedemikian rupa lalu kenapa euforia permainan terasa hidup sekali. emosional, dan mental sangat dirasakan pemain saat itu, tertekan oleh dukungan yang dominan, sementara kita hanya melihat saja terhadap apa yang tidak kita dirasakan pada pemain saat itu, tapi seolah kita bisa mengerti keadaan itu, keadaan dimana saat kondisi mental yang sedang tertekan kita mengaharapkan itu mampu di atasi oleh pemain timnas indonesia. nyatanya memang mental itu yang menjadi tolak ukur kemenangan 2010 itu. dengan mental tertekan badan terasa kaku. saya atau mungkin kita sangat apresiasi apapun yg diusahakan oleh timnas saat 2010 itu. dan kini, setelah adanya isu yang menggeparkan publik sepak bola ini, mudah2an kita tidak melebih-lebihkan persepsi. kita percayakan kepada pihak yang berwajib menuntaskan ini. ..... semangat sepak bola indonesia.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar