perputaran waktu bukan hanya
mulai membuatku merasa rancu
tapi bahkan lebih dari itu,
aku menyebutnya Ambigu.
jika selangkah lagi aku
bergerak maka harapanku akan terpeleset
dan jatuh menjauhi takdirku.
Aku seperti hilang kendali.
mengawali tanpa tahu mengakhiri.
mengawali tanpa tahu mengakhiri.
aku seakan tenggelam
diantara barisan halusinasi yang menggoda.
rayuannya senyap sayu,
matanya lemah gemulai, dan tanganya lembut
tak tersentuh.
aku tersesat, dan kau adalah
penyebabnya.
atau mungkin karena aku
yang terlalu banyak meluangkan waktu untuk memeliharamu
atau mungkin karena aku
yang terlalu banyak meluangkan waktu untuk memeliharamu
dalam kepalaku.
kau wujud yang tak pernah
kusangka-sangka akan masuki ruang khayalan itu.
kau melewati penjaga kendali
pintu pikiran yang memberikan keterangan
bahwa mereka kau rayu.
kau bangsat.
kau hanya sedekar masuk dan
mengintip ruang kepalaku,
pergimu pun sama seperti kau
masuk.
yang menyakitkan adalah
bagaimana bisa aku begitu lengah
membiarkan kau keluar masuk
begitu saja.
aku enggan menyebutnya
sebuah kebodohan.
aku lebih baik diam.