Oke, jadi politik berdasarkan referensi dari https://id.wikipedia.org/wiki/Politik Politik yaitu politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara, juga adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
dan awalnya coba-coba ( haha, jangan kau artikan lain dulu),
jadi dahulu kala ( Ah macam sudah tua saja aku ini, iya sih, sedikit lebih tua, ya 26 umur yang masih muda lah, oke), dahulu kala ketika masih mengenyam pendidikan di universitas, banyak hal yang memotivasi untuk ikut berperan aktif di dunia organisasi (Loh kenapa malah ngomongn organisasi?, bentar, nanti kita akan ke inti :) hehe ).
saat itu layaknya orang yang baru tahu, planga plongo meihat sekelompok manusia yang mempunyai semangat tinggi berkumpul dan membahas sesuatu yang mereka yakini akan menjadi sebuah gerakan yang akan di tuju secara berjamaah.
sejak itu langkah untuk belajar politik terus bertambah, walaupun pada prinsipnya saat itu pemikiran yang masih terbenam di benak seorang Dhkengineering ini adalah bahwa politik itu kejam ( Sementara Pengetahuan Politik Masih Tergolong rendah, ya jadi kesan nya sok tahu saja) . lambat laun dengan waktu dan rasa yang terus berjalan, antara semangat dan tidak semangat dalam berorganisasi menjadikan diri terus penasaran mengenai dunia birokrasi yang pastinya ini tidak jauh dari pembahasan Poitik. (wuih, maaf kalo bahasanya ketinggian) hehe.
jadi pembelajaran tentang politik sebenarnya tidak ada habisnya.
selagi kita ingin mencari apa itu politik.
Dan terkait hubungan antara Organisasi dan Politik akan sedikit dhkengineering ulas dengan kelembutan Hati (Halah Pret).
Sangat Jelas keduanya sangat berhubungan (Seperti hubunganku dengan kamu, iya kamu , haha), karena dalam politik itu jelas memprioritaskan untuk bisa berinteraksi satu sama lain, memperbanyak koneksi misalnya, tentu ini di Organisasi lah tempatnya.
Pada era Milenial sekarang ini anak muda harusnya sudah tidak cuek lagi terhadap Politik.
pemikiran-pemikiran yang ada saat ini mungkin masih tergolong rendah jika politik hanya sebatas bahan pembahasan saja. tentu untuk melihat itu semua kita harus memulai dengan sederhana, membaca berita misalnya, melihat hal-hal yang terjadi di negeri ini.
Bukan karena tahun depan (2019) pemilu kita mejadi tiba-tiba peduli tehadap politik, namun ini tentang rasa peduli kita terhadap keadaan negeri yang kadang semakin ngeri.
ya walaupun memang ada anggapan bahwa ketika giliran anak muda tidak memikirkan politik atau dengan kata lain cuek, lalu prasangka yang muncul dari orang-orang terdahulu (Maksudku orang tua,) mereka bertanya-tanya, mana nih kontribusi anak muda untuk memikirkan negeri, mana nih ?.
dan juga ketika seorang anak muda sudah dalam ranah politik dan akan ada di dalamnya maupun yang sedang berjuang dalam berkontribusi terhadap politik maka timbul anggapan yang berbanding lurus dengan tanggapan orang tua tadi, seperti " ah anak-anak tahu apa soal Politik?" dan tanggapan lain yang sejenisnya. dengan hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri memang dalam menghadapi tanggapan itu melalui pembuktian bahwa kaum milenal atau anak muda masa kini juga bisa bergerak dan menggerakkan arah Birokrasi, bukan hanya orasi yang membabi buta, atau demo yang kadang tak kunjung di dengar oleh petinggi Negeri ini. (Wah aku semakin ganas.haha, oke santai)
Untuk memulai itu semua, selaku pemikir yang handal (Wuih), kita harus dapat mencari Sumber-sumber untuk dijadikan refensi saat bicara, agar tidak hanya ahli Retorika.
karena ada tiga Kategori yang sering atau bahkan tidak terdeteksi kita ada di bagian mana mempunyai pemikiran tentang Politik. Bahkan, mungkin yang berjurusan Ilmu Politik tahu apa itu politik tapi berlainan arah dalam menggunakan Politik.
Rasa ingin tahu dan penarasan itu mungkin beda tipis, tapi untuk jenis yang satu ini sangat jelas sekali bahwa dalam tahap sederhana kita tidak bisa menyebutnya biasa-biasa saja ilmunya tentang Politik. bahkan orang-orang yang seperti ini cenderung banyak bicara dan terus mengoreksi apa yang kurang dan apa yang tidak sesuai dengan Negeri ini. Dari segi tanggapan terhadap sesuatu selalu mengakar sampai titik tumpu dan sampai titik penghabisan, Ilmunya kokoh dalam politik, pemikirannya Brillian, memacu adrenalin dalam tanggapan, membungkam apa saja yang tidak jelas.
Walauppun begitu, faktor ini berlaku ketika orang-orang yang seperti ini sudah menyentuh dari segi emosional, sudah mempengaruhi pemikiran-pemikiran orang-orang cerdas atau masih kategori orang-orang cerdas di luar sana, namun bukan berarti itu menjadi sebuah penghalang untuk sebuah kekurangan, karena semua akan berjalan sesuai kehendak jika mengawali dari kesunguhan yang dilhat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kita dalam berpikir kadang tidaklah sama, kadang ada yang berpikir satu kali untuk menentukan langkah selanjutnya, ada juga yang berpikir sepuluh kali untuk mengawali tahapan-tahapan yang akan ditempuhnya. ini adalah sederet pendapat tentang bagaimana pemikiran kepedulian itu bisa datang. karena situasi tertentu seseorang cuek atau tidak mau peduli sesuatu salah satunya dikarenakan ketidak sukaan untuk berpikir tentang apa saja yang terjadi saat ini. terkhusus untuk hal Politik ini, memang tidak menarik pemikirannya terhadap sesuatu yang berbau Pembahasan tentang masalah-masalah yang semakin menjadi-jadi dalam negeri ini misalnya, adanya anggapan langsung bahwa apa yang telah dan akan terjadi selama ini sama saja kualitasnya, tidak jauh beda dengan yang sebelumnya, sehingga inilah penyebab seseorang tidak begitu peduli terhadap politik itu sendiri.
Jika Pemikiran tersebut lebih dominan ada, maka tidak lama lagi semua yang berjalan tanpa dikoreksi akan menghancurkan pemikiran Generasi penerus yang akan datang.
Kadang sulit membedakan sumber-sumber yang benar-benar valid, ada berita hoax dimana-mana, ada mulut-mulut yang panjangnya 5 Meter ( wah mulut apa ni, hahaha), ketika ini terjadi ada semacam kesempatan seseorang dalam hal ingin mengelabui ataupun memberi tahu yang sebenarnya tidak ia ketahui secara pasti. ini adalah yang paling berbahaya dari semua Kategori yang ada tadi.
maksud-maksud yang disampaikan secara instan, bercerita seolah ranah yang sedang ia tempuh adalah hal yang sangat elit, dan itu mungkn terlihat saat penyampaianya begitu lihai ia mengatur tata ruang ( apa sih, haha).
Itu hanya sekedar pendapat yang mungkin di dapat dari pengalaman yang masuk kriteria abal-abal. kita memang kadang hanya bisa menilai yang dilihta oleh mata, tidak dengan yang dilihat oleh pikiran dan hati.
untuk itu dengan segala kerendahan hati, yang dhk enginering bagikan ini mudah-mudahan kita bisa mempelajari apa yang harus kita pelajari dan peduli apa yang harus kita peduli.
jadi intinya adalah, pentingnya mengetahui ranah politik itu mejadikan pemikiran kita tidak Stagnan di suatu tempat. cenderung ingin terus melangkahi masalah yang ada dengan bidikan tajam, agresif dalam gerakan (ini Pembahasan sudah terlalu jauh sih), oke mari kita tarik ulur,
ketika seserang tidak benar-benar tahu tentang politik maka akan sangat mudah untuk dipolitiki, sampai tahap ini peran politik akan menjadi kejam jika objek ata pelaku yang dengan mudah dilumpuhkan langsung mengartikan negatif karena prilaku salah satu pemeran. jika ini terus terjadi maka akan selamanya politik itu kejam, dalam benak seseorang yang pernah merasa tenggelam dalam lautan Politik.
dari hal inilah perlu adanya bidikan tajam yang dimaksudkan tadi, "minimal kita tahu politik agar tidak di politiki."
sekian dari dhk enineering kali ini.
jika ada yang salah ini datang dari saya pribadi,
jika benar maka ini jadi bahan evaluasi untuk lebih baik lagi.
jadi dahulu kala ( Ah macam sudah tua saja aku ini, iya sih, sedikit lebih tua, ya 26 umur yang masih muda lah, oke), dahulu kala ketika masih mengenyam pendidikan di universitas, banyak hal yang memotivasi untuk ikut berperan aktif di dunia organisasi (Loh kenapa malah ngomongn organisasi?, bentar, nanti kita akan ke inti :) hehe ).
saat itu layaknya orang yang baru tahu, planga plongo meihat sekelompok manusia yang mempunyai semangat tinggi berkumpul dan membahas sesuatu yang mereka yakini akan menjadi sebuah gerakan yang akan di tuju secara berjamaah.
sejak itu langkah untuk belajar politik terus bertambah, walaupun pada prinsipnya saat itu pemikiran yang masih terbenam di benak seorang Dhkengineering ini adalah bahwa politik itu kejam ( Sementara Pengetahuan Politik Masih Tergolong rendah, ya jadi kesan nya sok tahu saja) . lambat laun dengan waktu dan rasa yang terus berjalan, antara semangat dan tidak semangat dalam berorganisasi menjadikan diri terus penasaran mengenai dunia birokrasi yang pastinya ini tidak jauh dari pembahasan Poitik. (wuih, maaf kalo bahasanya ketinggian) hehe.
jadi pembelajaran tentang politik sebenarnya tidak ada habisnya.
selagi kita ingin mencari apa itu politik.
Dan terkait hubungan antara Organisasi dan Politik akan sedikit dhkengineering ulas dengan kelembutan Hati (Halah Pret).
Sangat Jelas keduanya sangat berhubungan (Seperti hubunganku dengan kamu, iya kamu , haha), karena dalam politik itu jelas memprioritaskan untuk bisa berinteraksi satu sama lain, memperbanyak koneksi misalnya, tentu ini di Organisasi lah tempatnya.
Pada era Milenial sekarang ini anak muda harusnya sudah tidak cuek lagi terhadap Politik.
pemikiran-pemikiran yang ada saat ini mungkin masih tergolong rendah jika politik hanya sebatas bahan pembahasan saja. tentu untuk melihat itu semua kita harus memulai dengan sederhana, membaca berita misalnya, melihat hal-hal yang terjadi di negeri ini.
Bukan karena tahun depan (2019) pemilu kita mejadi tiba-tiba peduli tehadap politik, namun ini tentang rasa peduli kita terhadap keadaan negeri yang kadang semakin ngeri.
ya walaupun memang ada anggapan bahwa ketika giliran anak muda tidak memikirkan politik atau dengan kata lain cuek, lalu prasangka yang muncul dari orang-orang terdahulu (Maksudku orang tua,) mereka bertanya-tanya, mana nih kontribusi anak muda untuk memikirkan negeri, mana nih ?.
dan juga ketika seorang anak muda sudah dalam ranah politik dan akan ada di dalamnya maupun yang sedang berjuang dalam berkontribusi terhadap politik maka timbul anggapan yang berbanding lurus dengan tanggapan orang tua tadi, seperti " ah anak-anak tahu apa soal Politik?" dan tanggapan lain yang sejenisnya. dengan hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri memang dalam menghadapi tanggapan itu melalui pembuktian bahwa kaum milenal atau anak muda masa kini juga bisa bergerak dan menggerakkan arah Birokrasi, bukan hanya orasi yang membabi buta, atau demo yang kadang tak kunjung di dengar oleh petinggi Negeri ini. (Wah aku semakin ganas.haha, oke santai)
Untuk memulai itu semua, selaku pemikir yang handal (Wuih), kita harus dapat mencari Sumber-sumber untuk dijadikan refensi saat bicara, agar tidak hanya ahli Retorika.
karena ada tiga Kategori yang sering atau bahkan tidak terdeteksi kita ada di bagian mana mempunyai pemikiran tentang Politik. Bahkan, mungkin yang berjurusan Ilmu Politik tahu apa itu politik tapi berlainan arah dalam menggunakan Politik.
yang pertama, Peduli Politik.
Rasa ingin tahu dan penarasan itu mungkin beda tipis, tapi untuk jenis yang satu ini sangat jelas sekali bahwa dalam tahap sederhana kita tidak bisa menyebutnya biasa-biasa saja ilmunya tentang Politik. bahkan orang-orang yang seperti ini cenderung banyak bicara dan terus mengoreksi apa yang kurang dan apa yang tidak sesuai dengan Negeri ini. Dari segi tanggapan terhadap sesuatu selalu mengakar sampai titik tumpu dan sampai titik penghabisan, Ilmunya kokoh dalam politik, pemikirannya Brillian, memacu adrenalin dalam tanggapan, membungkam apa saja yang tidak jelas. Walauppun begitu, faktor ini berlaku ketika orang-orang yang seperti ini sudah menyentuh dari segi emosional, sudah mempengaruhi pemikiran-pemikiran orang-orang cerdas atau masih kategori orang-orang cerdas di luar sana, namun bukan berarti itu menjadi sebuah penghalang untuk sebuah kekurangan, karena semua akan berjalan sesuai kehendak jika mengawali dari kesunguhan yang dilhat.
Yang kedua, Cuek Politik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kita dalam berpikir kadang tidaklah sama, kadang ada yang berpikir satu kali untuk menentukan langkah selanjutnya, ada juga yang berpikir sepuluh kali untuk mengawali tahapan-tahapan yang akan ditempuhnya. ini adalah sederet pendapat tentang bagaimana pemikiran kepedulian itu bisa datang. karena situasi tertentu seseorang cuek atau tidak mau peduli sesuatu salah satunya dikarenakan ketidak sukaan untuk berpikir tentang apa saja yang terjadi saat ini. terkhusus untuk hal Politik ini, memang tidak menarik pemikirannya terhadap sesuatu yang berbau Pembahasan tentang masalah-masalah yang semakin menjadi-jadi dalam negeri ini misalnya, adanya anggapan langsung bahwa apa yang telah dan akan terjadi selama ini sama saja kualitasnya, tidak jauh beda dengan yang sebelumnya, sehingga inilah penyebab seseorang tidak begitu peduli terhadap politik itu sendiri.
Jika Pemikiran tersebut lebih dominan ada, maka tidak lama lagi semua yang berjalan tanpa dikoreksi akan menghancurkan pemikiran Generasi penerus yang akan datang.
yang ketiga, Sok Tahu Politik.
Kadang sulit membedakan sumber-sumber yang benar-benar valid, ada berita hoax dimana-mana, ada mulut-mulut yang panjangnya 5 Meter ( wah mulut apa ni, hahaha), ketika ini terjadi ada semacam kesempatan seseorang dalam hal ingin mengelabui ataupun memberi tahu yang sebenarnya tidak ia ketahui secara pasti. ini adalah yang paling berbahaya dari semua Kategori yang ada tadi.
maksud-maksud yang disampaikan secara instan, bercerita seolah ranah yang sedang ia tempuh adalah hal yang sangat elit, dan itu mungkn terlihat saat penyampaianya begitu lihai ia mengatur tata ruang ( apa sih, haha).
Itu hanya sekedar pendapat yang mungkin di dapat dari pengalaman yang masuk kriteria abal-abal. kita memang kadang hanya bisa menilai yang dilihta oleh mata, tidak dengan yang dilihat oleh pikiran dan hati.
untuk itu dengan segala kerendahan hati, yang dhk enginering bagikan ini mudah-mudahan kita bisa mempelajari apa yang harus kita pelajari dan peduli apa yang harus kita peduli.
jadi intinya adalah, pentingnya mengetahui ranah politik itu mejadikan pemikiran kita tidak Stagnan di suatu tempat. cenderung ingin terus melangkahi masalah yang ada dengan bidikan tajam, agresif dalam gerakan (ini Pembahasan sudah terlalu jauh sih), oke mari kita tarik ulur,
ketika seserang tidak benar-benar tahu tentang politik maka akan sangat mudah untuk dipolitiki, sampai tahap ini peran politik akan menjadi kejam jika objek ata pelaku yang dengan mudah dilumpuhkan langsung mengartikan negatif karena prilaku salah satu pemeran. jika ini terus terjadi maka akan selamanya politik itu kejam, dalam benak seseorang yang pernah merasa tenggelam dalam lautan Politik.
dari hal inilah perlu adanya bidikan tajam yang dimaksudkan tadi, "minimal kita tahu politik agar tidak di politiki."
sekian dari dhk enineering kali ini.
jika ada yang salah ini datang dari saya pribadi,
jika benar maka ini jadi bahan evaluasi untuk lebih baik lagi.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar