Sunday 11 November 2018

Narasi : Pernah Menghitung Tawa

Lumrah jika sesuatu yang kita anggap baik padahal tidak sama sekali menjadikan hati sakit, jantung menyempit (Matilah kau!!!, haha). ya begitulah bentuk rasa kecewa, semua kita mungkin bahkan hampir pernah merasakan kecewa. kecewa terhadap mata yang harus melihat mantan "Gebetan" dipelaminan ( Ngenes banget !, hahaha, ngiler lu!!!), kecewah saat cemburu meraja lela ( Lela janggung " Bagus banget ni lagu, Alunan suaranya mendengung syahdu "Wuss", hahaha. ), kecewa saat rindu menjadi abu ( Abu dan ami, panggilan sayang yang tak kunjung resmi, hihi), dan kecewa pada saat tidak ada yang mengecewakan (hmmm Sombong lu!!!). 

jadi semua itu kawan, adalah semata-mata (mata hati, hihi), untuk menjadikan kita (Superman!!!, "bukan !!!"), menjadikan kita "AVENGER!!!' ( Apaan sih, lu bukan pahlawan cuk!!), haha, "Hati gue mengganggu banget, berbisik ekstrim tersu dari tadi, " oke,kita lanjut, 

jadi semua itu, semua rasa kecewa itu menjadikan kita lebih kuat lagi menjadi manusia yang lebih hebat, karena sekuat apapun engkau, jika rasa kecewa mengehntikan langkahmu, maka kau sama saja kayak "bot" itu lo yang di game PUBG, yang kerjanya cuma sebagai pelengkap doang, maju mundur aja gk nembak-nembak (hahaha).

ketika itu semua menjadikan kita melemah dan melebur, maka satu-satunya cara yang tepat adalah ada dua cara yang sering di pilih orang-orang ketika dilanda rasa kecewa yang teramat sangat dalam. 

Pertama mengurung diri (di kamar mandi, haha, gk lah ya) 

Kalau bisa jangan lah, mengurung diri itu tidak baik untuk kesehatan, terlalu luas dunia ini jika hanya berdiam diri di kamar karena ada masalah. Lain cerita kalau memang tidak mau keluar kamar. (Lama-lama membusuk di kamar, haha). 

kedua, Pelampiasan Negatif.  

Nah ini nih yang bahaya, 
Jangan seakan-akan hanya kita yang punya masalah di dunia ini. 
Semua orang punya masalahnya, bahkan mungkin lebih berat. Lalu kenapa ini menjadi perbandingan?, karena itu yang harus direnungkan dalam-dalam (ya walaupun gk dalam, se inci aja gk apa-apalah, haha) yang penting ada perenungan. 
Jadi itulah mengapa harus disyukuri yang ada, peluklah rasa kecewa itu dan ubah menjadi menjadi sesuatu yang nyata, senyata mata yang menatap indahnya laut saat angin spoy-spoy datang (haha ah apa ini). 
Oke kawanku, semoga ini bermanfaat. 
Jika ini terkesan menceramahi, tidak. 
Ini hanya sekedar menjalankan titah kita untuk saling berbagi dalam nasehat, untuk hal positif yang akan membuat kita lebih baik. 








No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar

tantangan dan harapan