Wednesday 1 February 2017

Etalase Pinjaman


"Sekelompok Mahasiswa yang baru saja selesai UAS"
(Mardia, Jon, Fitri, Misnome, Dika (aku), Fahman, Aisyah)

Kita mungkin pernah ingin hilang dari peredaran sekitar, ingin sejenak tidak melihat dunia luar yang membisingkan. sementara itu hal tersebut tidak baik untuk psikologi pada umumnya jika sering dilakukan. bahwa yang mempengaruhi semua itu mungkin ada pada diri kita sendiri, yang selama ini kurang terbuka dan belum atau bahkan lebih parahnya lagi tidak ingin bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, aku harap ini hanya persepsiku saja. dengan menyadari adanya benturan keras yang terjadi pada semua yang pernah merantau di negeri orang yaitu rasa bosan.

sebagian dari perantau adalah tidak menyadari bahwa dirinya perantau, alasannya mungkin karena ketika beban berupa biaya yang masih di tanggung orang tuanya yang kaya secara materi maka perantau jenis ini kadang tidak seperti yang diharapkan orang tuanya. Dengan kesombogan yang nyata atau sifat negatif yang menonjol yang ada membuat kita berprasangka macam-macam.
ini hanya sekedar persepsi, boleh di sanggah dan dikoreksi, kalau boleh jangan sampai dicaci.

Sementara itu di lain sisi, kala itu aku adalah mahasiswa semester akhir di universitas muhammadiyah jember jawa timur.
karena itu tadi sempat membahas tentang perantau.
berkumpul adalah hal menyenangkan bagiku, jiwa sosial dan mungkin sok bijak (menyapa orang kadang di respon kadang tidak, itu miris banget hhh) dan itu biasa lah mungkin orang itu lupa atau lain sebagainya.

hingga suatu pagi aku berangkat kuliah.
sampai di kampus, sambil menunggu jadwal kuliah sekitar 30 menit aku pergi dan duduk sejenak di kantin kampus di belakang gedung Ekonomi Unmuh Jember. tak bisa kupungkiri bahwa hari itu adalah hari yang memang membosankan, dan bosan itu hilang waktu aku melihat selembar kertas yang terpampang jelas di dinding kantin bertuliskan Puisi yang menarik untuk dibaca.


Kurang lebih isinya begini :

Kuhabiskan hari-hariku dengan,
Dinamika stagnan yang membosankan,
Dibariskan dengan sepiring nasi,
Atau hanya roti basi,

Dalam saku hanya asa membantu,
Hingga etalase sepi dan kosong,
Karena kehilangan daya dan upaya,
Dan dibiarkan kosong begitu saja,

Tapi lihatlah mereka disana,
Semerbak parfum ketiak melayang,
Etalase tebal dan nilai tukar,
Atau senyum badut Mc Donald.

Microsoft yang penuh layar datar,
Kartu kredit dan debet,
Hingga gerai restoran siap saji,
Dengan menu siap mati.

Terpejam dalam sadar,
Terbius oleh luka,
Menangis tanpa suara,
Terbius oleh luka.

Menepis dan ditepis oleh waktu.

By : Suarabawahtanah

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar

tantangan dan harapan